LONJAKAN BIAYA LISTRIK

By : KARTINA, S.Pd

#TantanganGurusiana 365 Hari

#harike 143

Ini bulan ketiga saya membayar tagihan listrik, sejak berlangsungnya masa pandemi di negeri ini. Dua bulan kemaren tidak ada lonjakan yang berarti, saya terbiasa membayar listrik ini di awal waktu setiap bulan. Kalau tidak tanggal 1 atau tanggal 2 paling lambatnya.

Berbeda dengan bulan ini, saya telat dua hari dari tanggal biasanya. Bukan karena disengaja, tapi setiap kali saya keluar rumah pada tanggal 2 dan tanggal 3 kemaren, saya lupa. Sehingga pembayaran bulan ini telat dua hari dari kebiasaan yang saya lakukan.

Ada sebanyak tiga meteran listrik yang harus kami bayar per bulan. Dua diantaranya memakai pulsa alias pra bayar, yang merupakan tanggung jawab suami saya, dan yang satunya lagi adalah berupa meteran alias pasca bayar. Pembayaran meteran listrik yang ada di rumah, adalah pasca bayar, seperti biasa adalah tanggung jawab saya. biasanya biaya listrik ini dari bulan ke bulan di bawah angka 500 ribu. Kadang malah kurang dari 400 ribu. Tapi tidak pernah di atas 500 ribu. Tadi siang saya sangat terkejut dengan lonjakan angka yang tertera pada nominal yang harus saya bayar. Mendekati angka 800 ribu, tentunya mengalami kenaikan hampir 100%. Padahal, saya sendiri merasa pemakaian listrik normal seperti biasanya.

Berapapun angka yang tertera pada nominal rekening, tentu ini harus saya penuhi. Tagihan yang sebanyak ini tetap harus saya bayar. Sampai di rumah, hati saya masih berkata dan bertanya, apa penyebab dari lonjakan ini? Pertanyaan ini bukan karena saya merasa keberatan, cuman sebuah pertanyaan yang mesti ada jawabannya. Baru saja saya sampai di teras rumah, saya baru ingat, bahwa angka yang ada pada tagihan bisa naik dan melonjak bisa jadi gara-gara ada pemakaian listrik tambahan oleh para tukang yang sedang menambah pembangunan gedung walet di rumah ini. Kemaren waktu para tukang bekerja, saya ada mendengar mesin pembuatan konsen mesin kayu yang dipakai untuk membentuk beberapa kayu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pembangunan tersebut.

Angka 800 ribu, merupakan angka yang besar kalau saya harus membayar dengan uang gaji yang masuk di rekening saya. Tetapi hal ini bisa saya atasi dengan cara membayarnya dengan uang hasil panen yang kemaren dua kali lipat dari hasil sebelumnya. Alhamdulillah.

Ampang Kuranji, 05 Juni 2020